Browser not supported

Sunday, December 16, 2012

ABU NAWAS & TELUR ONTA


Pada suatu ketika Raja Harun Al Rasyid terkena penyakit yang aneh. Semua tubuh Raja Harun Al Rasyid terasa pegal dan kaku, badanya panas dan susah untuk bergerak. Penyakit itu semakin bertambah parah dikarenakan sang Raja tidak mau memakan makanannya.

Banyak tabib didatangkan untuk mengobati penyakit Sang Raja, namun tak ada satupun yang bisa mengobati. Sudah banyak pula obat yang diminum tetpai masih belum bisa mengobati penyakitnya.

Sang Raja tidak mau menyerah dengan penyakitnya, Raja masih berkeinginan untuk sembuh. Maka pengawalnya diutus untuk mengadakan  sebuah sayembara. Yang bisa menyembuhkan penyakit Sang Raja akan diberikan hadiah.

Kabar sayembara itu terdegar oleh Abu Nawas, ia pun tertarik dengan sayembara itu. Tidak lama kemudian si Abu Nawas memutar otak dan pergi menuju ke Istana Raja Harun Al Rasyid.  Setelah tiba di istana, sang raja terkejut melihat si Abu Nawas datang untuk mengobati dirinya.

"Abu Nawas , setahuku engkau bukan lah seorang tabib, tapi mengapa engkau mengikuti sayembara ini?
"Tuan Raja janganlah lihat penampilanku saja, begini-begini aku juga bisa obati orang sakit.
"Benarkah?  Berarti engkau bisa sembuhkan penyakitku juga.
"Oh, tentu saja bisa tuan Raja. Sebenarnya apa penyakit Raja?
"Aku juga tidak tahu, tetapi seluruh tubuh dan badanku terasa sakit semua, keluh sang Raja
"Ha ha ha ha...Abu Nawas malah tertawa.
"Hei apanya yang lucu, kata sang raja.
"Tidak tuan, kalo penyakit itu gampang sekali obatnya.
"Benarkah, kaget sang raja. Apa nama obatnya dan dimana aku bisa mendapatkannya.
"Obat itu adalah telur Unta, dan anda bisa mendapatkannya dikota Baghdad ini.
Mendengar kata-kata Abu Nawas, sang Raja merasa bersemangat dan ingin mendapatkan telur Unta itu.
"Hei Abu Nawas, awas kalo kamu sampai berbohong. akan kuhukum kamu kata sang Raja.
"Cari dulu telur Unta itu, jangan asal hukum saja" kata Abu Nawas.

Keesokan harinya sang Raja berangkat dengan pengawalnya, Ia menyamar menjadi rakyat biasa karena tidak ingin diketauhi kalau dia seorang Raja. Raja pergi ke pasar-pasar disekitar Baghdad, tetapi belum menemukan telur Unta. Raja tidak mau menyerah dan mencarinya kerumah-rumah warga tetapi dia belum menemukan juga. Semangat Raja Harun Al Rasyid sangat kuat sekali, ia tidak peduli jarak yang telah ditempuhnya. Hingga akhirnya tiba di sebuah hutan.

Raja terus berjalan tanpa hiraukan pengawalnya yang sudah kelelahan,sambil menggerutu ia tetap berpikir dimana telur itu berada.
"Awas kau Abu Nawas, kalau aku tidak menemukan telur itu akan kuhukum kau!" gerutu raja. Penggawal bersiaplah untuk menghukum Abu Nawas besok!".
"Siap Raja" kata pengawal yang sudah kelelahan. "Tetapi kita sebaiknya kembali ke Istana, sepertinya kita tidak menemukan telur itu".
Raja Harun Al Rasyid mempertimbangkan saran sang pengawal, beberapa saat kemudian ia melihat seorang kakek yang sedang membawa ranting.
"Tunggu pengawal, kita coba tanya pada kakek itu" kata Sang Raja.

Sang Raja Harun Al Rasyid menhampiri kakek yang membawa ranting itu, melihat kondisi si kakek yang udah tua ia sangat kasihan, maka ia pun menawarkan jasa untuk membawa kayu-kayu itu. Setelah sampai dirumah kakek tadi, sang kakek berterimakasih kepada Raja Harun Al Rasyid yang ia tidak menyangka bahwa ia adalah seorang raja.
"Terima kasih cuk, semoga Allah membalas kebaikan cucuk"
"Sama-sama kek" kata raja.
"Oh iya kek, saya mau bertanya, apakah kakek punya telur Unta" tanya raja pada si kakek
"Telur Unta?"  si kakek pun berfikir sejenak.
"Hahahahaha..." tawa  si kakek. Raja Harun Al Rasyid pun heran dan bertanya apda sang kakek.
"Apa saya salah tanya kek" tanya raja keheranan. "Bisa kakek jelaskan?"
"Cuk, didunia ini mana ada telur Unta, setiap hewan yang bertelinga itu melahirkan bukan bertelur, jadi mana ada telur Unta. Mendengar penjelasan sang kakek membuat sang raja dan pengawalnya tersentak kaget.
"Benar juga mana ada telur unta, unta kan binatang melahirkan bukan bertelur" gumam sang raja.
"Awas kau Abu Nawas"


Keesokan harinya sang raja dengan kesalnya menunggu Abu Nawas yang telah mengerjainya, mondar-mandir kesana-kemari sambil komat-kamit.
"Awas kau Abu Nawas! awas kau Abu Nawas!'

Beberapa saat kemudian si Abu Nawas datang ke Istana. Ia memberi senyum jenakanya kepada raja, Raja Harun Al Rasyid langsung memarahinya
"Hai Kau Abu Nawas, beraninya kau mengerjai ku, aku tidak bisa terima ini. Dengan kesepakatan kita bahwa Aku akan menghukummu karena kamu telah membohongi aku, mana ada telur unta sedangkan unta itu kan hewan yang melahirkan.
"Anda benar Tuan Raja, kata Abu Nawas membenarkan pernyataan sang raja, telur unta itu sebenarnya tidak ada, unta hewan yang melahirkan dan bukan bertelur.
"Lantas, mengapa kau menyuruhku untuk mencari telur itu?" sanggah raja.  "Pokoknya sekarang kamu dihukum"
"Tunggu dulu Tuan Raja, sebelum saya dihukum, saya ingin bertanya"
"Tanya apa" kata raja
"Bagaimana kondisi tubuh Tuan Raja hari ini? tanya si Abu Nawas.
"Kondisi badanku, aku merasa tubuhku tidak pegal dan sakit seperti kemaren, sang raja pun terdiam sejenak.
"Abu Nawas, aku sudah sembuh, penyakitku hilang, penyakitku hilang Abu Nawas." raja sangat gembira.
"Aku tahu, perjalananku yang amat jauh kemaren telah membuat tubuhku yang tadinya jarang bergerak menjadi bergerak dan itu membuat aliran darahku yang beku menjadi lancar kembali" itu penyebabnya, terima kasih Abu Nawas" kata sang raja
"Benar tuan, Kata Abu Nawas, tubuh yang tidak dibiasakan bergerak akan membuat darah membeku dan menjadi penyakit, maka dari itu raja rajin-rajinlah bergerak"
"Abu Nawas maafkan aku telah memarahimu, aku tidak akan menghukummu tapi aku akan berikan hadiah karena telah memberiku saran yang luar biasa.
"Terima kasih tuan raja" jawab Abu Nawas.

Dari cerita Abu Nawas diatas banyak makna dan pembelajaran yang kita peroleh. Membiasakan bermalas-malasan mendatangkan berbagai macam penyakit

7 Cara Agar Rezeki Semakin Bertambah dan Berkah

 
 - Satu yang hal yang sangat penting ketika kita mendapat rizki yaitu nilai barakah, di samping bertambahnya rizki tersebut. Keberkahan rizki sangat penting karena ia akan membawa kepada ketenteraman dalam menjalani kehidupan bukan membuat kita semakin jauh dengan Allah tetapi semakin mendekattkan kita kepada Allah SWT.  Di samping itu, agar rizki yang kita peroleh membuat kelapangan jiwa untuk saling mengasihi, bukan menjadikan kita semakin sombong atau rakus, tapi semakin menjadikan kita tunduk kepada sang pemberi rizki. 


Dalam buku yang pembaca peroleh dari dosen pengampu ini, penulis memberikan tujuh resep mendapat rizki yang bertambah dan senantiasa memperoleh barakah. Tujuh cara tersebut adalah

1.    Membangun Keyakinan Yang Kuat
Hal yang urgen dan fundamen dalam meraih keberhasilan, keberuntungan atau kesuksesan adalah keyakinan. Tanpa adanya keyakinan, usaha yang dilakukan seseorang seakan tanpa pijakan, rapuh, mudah goyah, terutama ketika mengalami rintangan.  Dengan kata lain, tanpa keyakinan seseorang akan mudah mengalami kegagalan. Keyakinan merupakan sendi kehidupan manusia yang paling mendasar. Termasuk dalam kebutuhan yang paling asasi dari seluruh umat manusia, yaitu kebutuhan beragama. Kekuatan keyakinan inilah yang membuat seseorang tangguh dan ikhlas dalam membangun ibadah kepada Allah maupun bermuamalah secara baik dengan sesama.

Keyakinan adalah mutiara bagi orang yang telah beriman. Sebab, keimanan tidak mungkin ada, bila di dalam hati seseorang masih ada keraguan yang menyelinap. Keimanan tanpa ada keyakinan diilustrasikan bagaikan orang yang ngomong dengan kata indah, tetapi sebenarnya itu adalah kebohongan, tidak berasal dari kebenaran di dalam hati. Dengan kata lain, tidak mungkin keimanan tertancap dalam sanubari seseorang tanpa ada keyakinan. Keyakinan adalah modal dasar yang tidak boleh diabaikan. Tanpa keyakinan alamat keagagalan sudah ada di depan kita.

2.    Bertaubat Kepada Allah Swt
Agar rezeki semakin bertambah dan barakah, hendaknya seorang menempuh jalan taubat kepada Allah SWT. Taubat adalah solusi yang sering dianggap aneh oleh sebagian orang. Karena dianggap taubat sama sekali tidak ada kaitannya antara bertambahnya rezeki dengan bertaubat.

Dalam hadits disebutkan bahwa “ Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seseorang diharamkan rizki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Hakim).  Hadits ini bila dipahamai apa adanya, maka akan menimbulkan pertanyaan, bukankah di dunia banyak sekali orang yang berbuat dosa  tetapi rizkinya melimpah, bahkan semakin hari semakin bertambah kaya?. Rizki yang  dimaksud dalam hadits tersebut adalah rizki yang diridhai oleh Allah SWT  atau rizki yang mengandung barakah. Sebab, bisa saja orang mendapat rizki dengan cara menipu, korupsi sehingga dia menjadi kaya raya. Tetapi apakah rizki yang diperoleh itu diridhai oleh Allah..?

Orang yang memohon ampun dan bertaubat akan mendapat rahmat, secara psikologis dapat dipahami. Diakui atau tidak, orang yang berbuat salah, di dalam hati nuraninya akan terasa ada beban batin atau perasaan. Dengan memohon ampun kepada Allah maka ia akan terlepas dari beban itu. Hari demi hari ia dapat menjalani hidup dengan ringan tanpa beban batin di hati. Inilah awal dari sebuah keidupan yang membahagiakan.

Hendaklah seorang hamba itu mendekat dan merapar kepada tuhannya dengan selalu bertaubat dan memohon kepada-Nya. Karena ketika seorang hamba mendekat dengan Allah maka Allah pun akan merapat lebih dekat kepadanya. Oleh sebab itulah, sebagai hamba, sudah sepantasnya kita harus yakin bahwa ketika kita bertaubat dengan benar-benar maka Allah pasti menerima taubat kita.

Allah SWT senang menerma tubat hamba-Nya. Akan tetapi kadang kala seseorang merasa bahwa Allah tidak akan menerima taubatnya. Sebenarnya, di saat-saat tertentu hati nuraninya memberontak ingin mengakhiri perbuatan maksiat. Namun, karena dia merasa sudah terlanjur masuk ke dalam lumpur dosa, yang akhirnya dia memutuskan untuk tidak  perlu bertaubat.  Padahal jika kita benar-benar mau bertaubat, maka sesungguhnya Allah sangat senang dan pasti mau menerima taubat kita. Oleh karena itu, hendaklah kita menanmkan keyakinan dan memang sepantasnya kita yakin bahwa Allah pasti mengampuni dosa hamba-Nya yang mau bertaubat.

Pengaruh yang terjadi ketika orang itu sudah diampuni dosanya oleh Allah adalah kebebasan dari beban batin akhirnya kebahagiaan akan selalu mengiringnya.  Bila menghadapi kesultan hidup, misalnya, dia akan mampu menghadapinya dengan baik dan akan semakin menignkatkan ketakwaannya sehingga ia mampu menyongsong masa depan yang lebih cerah dan membahagiakan. 
3.    Belajar menjadi hamba Allah yang bertaqwa 
bertaqwa kepada Allah adalah modal yang utama apabila orang ingin meraih kesuksesan dan bisa merakasan kebahagiaan yang sesungguhnya. Hal sebagimana yang tersirat dalam salah satu firman Allah dalam surat At-thalaq ayat 2-3 yang berbunyi

ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب ( الطلاق : 2-3 )
Artinya : Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia ( Allah) akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (at-Thalaq; 2-3)
Dalam buku tersebut, penulis memaparkan keitimewaan orang yang bertaqwa serta langkah praktis menjadi hamba yang bertaqwa.  Di antara keistimewaan orang yang bertaqwa adalah ;
  • Dianugrahi jalan keluar ( solusi ) dan rizki yang tiada disangka
  • Dianugrahi kemudahan dalam segala urusan
  • Disukai dan disenangi oleh Allah serta Allah akan selalu bersamanya.
  • Tidak ada kekhawatiran dan tiada rasa bersedih 
  • Dianugrahi limpahan barakah dari langit dan bumi 
  • Diberi petunjuk, dihapus kesalahan, dan dilipatgandakan pahalanya. 
  • Dimasukkan ke dalam surga
Adapun langkah praktis yang penulis tawarkan adalah ;
  • Mendirikan shalat fardu dengan berjama’ah
  • Berpuasa 
  • Shalat tahajjud
4.    Mengawali aktifitas dengan shalat Dhuha
shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang dilakukan pada waktu pagi hari ketika matahari sedang naik sampai menjelang tengah siang. Shalat dhuha merupakan rutinitas Rasulullah yang selalu dikerjakannya dan selalu dianjurkan kepada umat-Nya. Banyak sekali hikmah dan fadilah melaksanakan shalat dhuha. Karena shalat dhuha dan doa yang terkandung dalam shalat sunnat tersebut memilki makna yang sangat mendalam. Menurut penulis ada 3 hal yang berkaitan dengan doa shalat dhuha, yaitu 
  • Kandungan doa shalat dhuha adalah agar Allah meliphakan rizki kepada kita. Bukan berarti kita “mendikte Allah” berbuat begini atau berbuat begitu sesuai dengan keinginan kita.
  • Menuntut manusia untuk senantiasa berusaha dan berihtiyar
  • Menyucikan barang yang haram yang sama sekali tidak diketahui keharamannya.
Bagi orang yang mencari pekerjaan, luangkanlah waktu anda untuk mengawali aktivitas anda dengan shalat dhuha sebelum berangkat mencari pekerjaan, dan agendakan diri anda untuk senantiasa melakukan shalat dhuha setipa pagi, karena itu merupakan aplikasi rasa syukur kita kepada Allah. Dan bagi orang yang sudah bekerja dan menuntut anda untuk berada di tempat kerja sebelum waktu dhuha, hendaklah anda anda meluangkan sedikit waktu untuk melakukan shalat dhuha.  Karena Allah sudah menjanjikan anda dengan rizki yang selalu cukup dan berkah untuk anda.
5.    MERINGANKAN DIRI DALAM BERSILATURRAHMI
Menjalin hubungan silaturrahmi memiliki banyak sekali manfaat. Bisa dikatakan, tidak ada ruginya kalau kita melakukan silaturahmni. Bahkan dengan silaturrahmi rizki dan umur semakin luas dan panjang. Sebagaimana yang disenyalir oleh Rasulullah. Orang yang hidupnya bahagia adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan banyak orang. Bila ia mengalami kesusahan, kesulitan, pasti ada cara atau jalannya sehingga ia menemukan kembali kegembiraan karena ia mempunyai banyak saudara dan kerabat yang membantu dia ketika mengalami kesusahan dan kesulitan tersebut.

Sebaliknya orang yang tidak senang bersilaturrahmi maka ketika ia dalam keadaaan susah, sedih, merasa kesulitan, dan ada masalah. Maka sedikit sekali orang yang akan memberikan bantuan dan tidak banyak jalan keluar yang dapat ia temukan karena tidak mempunyai banyak saudara dan kerabat. Orang yang demikian, rizkinya akan terbatas dan akan sering mengalami kegelisahan dan kesulita.

Kelebihan bersilaturrahmai sudah banyak dijelaskan oleh Rasulullah dalam beberapa hadits-Nya.
Di antara fadilah bersilaturrahmi adalah Rezeki bertambah dan umur panjang. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya “Barang siapa yang menyukai untuk mendapatkan kelapangan rezeki dan panjang umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan dengan saudaranya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Rizki yang dilapangkan dan umur yang panjang adalah anugrah Allah. Manusia diberikan kebebasan untuk meraihnya. Salah satu cara dan strategi untuk meraih kedua item tersebut adalah dengan cara menyambung silaturrahmi baik sesama muslim ataupun non-muslim.  Hidupnya orang gemar bersilaturrahmi akan senang, karena ia merasa hidup di dunia ini tidak sendirian, ke mana ia pergi akan mendapatkan rasa nyaman karena ia tidak mempunyai musuh. Dengan demikian dia mempunyai kesehatan jiwa yang sangat baik, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisiknya. Inilah kaitan antara umur yang panjang dengan menyambung hubungan persaudaraan atau silaturrahmi.
6.    GEMAR MELAKUKAN SHADAQAH
Yakinlah sesungguhnya harta yang diberikan kepada orang lain dengan niat karena Allah, maka sebenarnya tidak membuat harta kita berkurang. Bahkan bertambah dan semakin barakah.

Sebagai orang Islam, sudah barang tentu kita tidak boleh asing dengan konsep dan nilai ajaran Islam sendiri. Jauh, sebelum orang-orang modern di barat mengenal konsep “memberi” Islam telah mengajarkan zakat, infaq dan shadaqah. Harta yang dikeluarkan shadaqahnya akan semakin subur atau kian bertambah, atau dilipatgandakan berkahnya oleh Allah SWT. Jadi, memberi tidak membuat seorang menjadi kehilangan. Ibarat pupuk, shadaqah itu justru menyuburkan tanaman atau harta yang kita miliki.sebagaimana air, jangan sampai berhenti dalam sebuah genangan. Air yang mengendap akan menjadi sarang banyak penyakit. Maka, air yang sehat adalah air yang terus mengalir. Demikian pula dengan harta yang kita miliki. Harta itu akan menjadi masalah bila kita tidak mengalirkannya dengan zakat, infaq dan shadaqah.
7.    MENYEMPURNAKAN NIKMAT DENGAN BERSYUKUR
Bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan karunia-Nya adalah kunci hidup bahagia. Dengan bersyukur, seseorang lebih bisa merasakan nikmat dari karunia yang telah diterimanya. Bahkan, tidak hanya bisa merasakan nikmat, tetapi nikmat itu bisa bertambah. Hal suda disenyalir oleh Allah dalam firman-Nya surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi;

لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
Artinya : sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikamt tersebut, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim; 7 )

Orang yang selalu bersyukur maka hatinya akan sering merasakan kebahagiaan. Oleh karena itu, secara psikologis orang yang bersyukur akan senantiasa terdorong berpikir dan bersikap secara positif, bila sudah demikian maka Insya Allah ia akan sehat jiwa dan raga. Sebaliknya orang yang tidak bersyukur, maka hidupnya akan terasa kurang dan kurang, hari-harinya akan dijalani dengan banyak mengeluh. Dapat rezeki sekian merasa kurang, ditambah lagi sekian juga tetap merasa kurang. Jiwanya sering gelisah, yang berakibat pada kesehatan jiwa dan raga.
Setidaknya ada tiga hal yang dapat membuat kita menjadi hamba yang bersyukur, yaitu;
  • Menerima dengan senang hati atas segala karunia Allah
  • Memanfaatkan segala karunia yang telah diterima dengan sebaik-baiknya dalam rangka beribadah kepada Allah
  • Mengelola karunia yang telah diterima dengan sebaik-baiknya.
Setelah kita bersyukur atas segala karunia yang Allah berikan kepada kita, maka hal yang perlu kita lakukan adalah melestarikan dan mengelola nikmat dan karunia tersebut. Agar senantiasa bermanfaat bagi kita, karena syukur yang dilakukan oleh manusia itu bukan untuk kepentingan siapa-siapa, melainkan untuk kepentningan manusia itu sediri.

Barokah dari guru


Salah satu rahasia seorang murid bisa berhasil mendapatkan ilmu dari gurunya adalah taat dan hormat kepada gurunya. Guru adalah orang yang punya ilmu. Sedangkan murid adalah orang yang mendapatkan ilmu dari sang guru. Seorang murid harus berbakti kepada gurunya. Dia tidak boleh membantah apalagi menentang perintah sang guru (kecuali jika gurunya mengajarkan ajaran yang tercela dan bertentangan dengan syariat Islam maka sang murid wajib tidak menurutinya). Kalau titah guru baii, murid tidak boleh membantahnya. Hilangnya penghormatan kepada guru menurut pala ulama menyebabkan hilangnya barakah ilmu dan hilangnya barakah ilmu bias menyebabkan hilangnya barakah ilmu suatu umat. Karena hidup tanpa ilmu yang barakah ibarat mayat hidup yang berjalan tanpa nyawa.
Salah satu bentuk kita memuliakan guru adalah tetap mengakui jasa-jasanya dalam mendidik dan menstranfer ilmu pengetahuan kepada kita. Tetap mengakui guru kita sebagai guru, bukan bekas guru atau mantan guru. Mendoakan guru dan menghormatinya layaknya orang tua kita sendiri. Seperti yang tertulis dalam sejarah dimana saking hormatnya kepada guru, Ali bin Thalib salah satu sahabat Nabi SAW yang utama pernah mengatakan”ana’abdu man’allamani wa lau harjan. Artinya saya adalah budak milik orang yang telah mengajarku walau cuma satu huruf. Jika ia mau maka ia dapat menjual atau memerdekakanku.

u walau cuma satu huruf. Jika ia mau maka ia dapat menjual atau memerdekakanku.

SABAR KUNCI KESUKSESAN

SABAR KUNCI KESUKSESAN,kunci orang sukses,kunci menjadi orang sukses
SABAR KUNCI KESUKSESAN
untuk menjadi orang sukses kita harus sabar dalam menghadapi rintangan karena Sabar adalah salah satu kunci menjadi orang suses dengan Romantika Perjuangan hidup manusia untuk mencapai kesuksesan pada zaman ini sangat kompleks karena semakin banyaknya halangan dan rintangan untuk mencapai sukses tersebut , terkadang ada yang mencapai sukses dengan mudah tetapi ada juga yang harus berjuang keras untuk mencapai sukses itu tetapi ada juga yang mengalami kegagalan. Perlu di ketahui bahwa untuk mencapai kesuksesan memerlukan perjuangan keras baik secara lahiriah maupun batin dengan di sertai dengan kesabaranyang tinggi disamping pendekatan diri kepada Allah jadi sabar merupakan salah satu kunci kesuksesan seseorang. Dari masalah di atas mari kita coba mengkaji tentang makna dan peranan Sabar dalam mengatasi berbagai masalah dan kegagalan dalam mencapai kesuksesan.
Kata Sabar berasal dari bahasa Arab yaitu shabr yang maknanya Tabah, menahan, menerima, memaksa, mewajibkan. Jadi Sabar adalah sikap tabah dan menerima dengan ihlas segala macam cobaan yang menimpa, menahan diri dari sikap emosional, putus asa, yang kemudian akan membawa manusia untuk tetap taat kepada perintah Allah, serta terus berusaha dan berjuang, bekerja keras untuk mencapai kesuksesan.

Sabar bukanlah seperti yang di pahami sebagian orang selama ini yaitu menerima apa adanya semua cobaan dan kegagalan tanpa mencari sebab dari kegagalan dalam mencapai sukses tersebut sehingga kita dapat membuat perubahan dan meningkatkan usaha untuk mencapai kesuksesan. Kenapa manusia harus bersabar? Karena pada dasarnya manusia mempunyai sifat sabar dan kalu di teliti labih jauh lagi Sabar mengandung arti Kesungguhan, Keuletan, Ketelitian, dan semangat juang yang tinggi.

Dari uraian tadi kita dapat menyimpulkan: Pertama, sabaritu sangat penting dan sangat besar peranannya dalam mencapai kesuksesanbaik itu kesuksesan kehihidupan dunia maupun kehidupan ahirat nanti. Kedua, Sabar itu memang berat untuk dilakukan oleh manusia kecuali orang yang selalu berusaha keras melakukannya dan orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah. Sabar adalah salah salah satu dari kuncikesuksesan seseorang.
Demikian tentang SABAR KUNCI KESUKSESAN

Friday, December 14, 2012

Hijrah adalah upaya Rasulullah menyelamatkan akidah Islam


Hijrah adalah meninggalkan segala bentuk perbuatan yang dilarang Allah SWT dengan menjalankan segala yang diperintahkan-Nya. Pada Selasa (7/12), seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia, memperingati tahun baru Islam, 1 Muharram 1432 H. Peringatan ini untuk mengenang kembali masa-masa awal saat Rasulullah SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah. Seperti diketahui, sebelum berhijrah, Nabi Muhammad SAW dan umat Islam yang berada di Kota Makkah mendapatkan berbagai ujian dancobaan yang tak henti-hentinya. Ujian itu datang dari Allah (setelah wafatnya paman Nabi SAW, Abu Thalib, dan istri Rasulullah, Khadijah binti Khuwailid) diiringi gangguan kaum kafir Quraisy.
Nabi Muhammad SAW sedang bersedih. Orang-orang kafir Quraisy pun mengolok-oloknya, “Muhammad telah ditinggalkan oleh Tuhannya.” Begitulah ungkapan orang-orang kafir menyinggung diri Rasulullah sepeninggal Abu Thalib (paman) dan Siti Khadijah RA (istri). Ia kesepian. Hatinya terasa kering karena beberapa lama wahyu baru yang ditunggu tidak kunjung datang.
“Padahal, bagi Nabi Muhammad, wahyu adalah satu-satunya bekal untuk menghadapi beratnya medan perjuangan. Wahyu laksana minuman pelepas dahaga sekaligus hiburan dari Kekasih Tercinta,” kata Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, mengomentari kegelisahan hati Rasul SAW.
Dalam keguncangan jiwa itu, turunlah surah Ad-Dhuha. Di ayat ke-5 dalam surah itu, Allah berfirman, “Kelak, Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” Yang dimaksud karunia tersebut, kata Sayyid Quthb, adalah pertolongan dalam dakwah. Allah akan menghilangkan rintangan dakwah Nabi-Nya, meninggikan manhaj-nya, serta memenangkan hak-haknya.
Apa yang dijanjikan Allah dalam surah Ad-Dhuha tercapai beberapa tahun setelah hijrah. Tepatnya, tahun ke-10 Hijriah. Rasulullah berhasil merebut Makkah, kota yang sangat beliau cintai karena kesuciannya.
Kemenangan tersebut juga dijanjikan oleh Allah dalam surah Al-Qashash [28] ayat 85, “Sesungguhnya, Dia (Allah) yang telah menjadikan ajaran Alquran sebagai panggilan kewajiban atas engkau (Muhammad) tentulah akan mengembalikan engkau ke tempat asalmu (Makkah).”
Dikatakan oleh seorang sarjana Barat, L Stoddart, peristiwa hijrah seolah mengubah padang pasir Timur Tengah menjadi mesiu yang disulut dari Madinah dan meledakkan Jazirah Arab seluruhnya.
Sebab, lanjut Stoddart, seperti dikutip oleh Nurcholish Madjid dalam artikelnya yang berjudul Hijrah Menuju Kemenangan, setelah 10 tahun hijrah ke Madinah, beliau menjadi tokoh sejarah yang paling sukses dalam sejarah umat manusia. Kesuksesan itu pula yang menjadi alasan Michael Hart meletakkan Nabi SAW di antara 100 tokoh dunia yang pengaruhnya paling besar.
Adapun tujuan berhijrah dalam konteks hijrah Rasulullah SAW adalah untuk menyelamatkan akidah umat Islam dari gangguan dan ancaman kafir Quraisy yang semakin besar terhadap umat Islam.
Namun, sebagaimana dijelaskan Ahzami Samiun Jazuli dalam Hijrah dalam Pandangan Al-Quran, secara global, tujuan hijrah adalah senantiasa meninggalkan segala yang dilarang Allah dengan berpindah untuk melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya menuju jalan kebajikan dan kemaslahatan. “Seorang muhajir (yang berhijrah) adalah siapa saja yang meninggalkan segala yang dilarang Allah.” (Shahih Bukhari 1: 53).
Adapun hijrah secara maknawi, seperti dikatakan Ahzami, adalah sebagaimana firman Allah dalam surah Adz-Dzaariyat [51]: 50-51. “Segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya, aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. Janganlah kamu mengadakan tuhan selain Allah. Sesungguhnya, aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.”
Sementara itu, makna hijrah secara hakiki adalah hijrah atau pindah dengan sepenuh hati semata-mata untuk Allah dan Rasul-Nya. Yakni, meninggalkan segala kemaksiatan menuju jalan kemaslahatan.

Semoga Artikel "Hijrah, Upaya Rasulullah Menyelamatkan Akidah Islam" ini bermanfaat buat sobat semua !

ALHAMDULILLAH UDAH NYAMPAI



Sekarang posisi ana ada di jakarta bersama saudara saya lora ahmad mundzir manaf. doakan kami agar sukses. amien amien ya robbal alamin

Wednesday, December 12, 2012

dzikir dan doa pembuka rizqi


Banyak penelitian membuktikan bahwa ketika seseorang mengalami ketegangan atau stres, Ia menjadi rentan terhadap penyakit fisik, penderitaan mental, emosional, serta kecelakaan.
Otak,rambut,kulit mulut,paru, jantung,sistem pencernaan, organ reproduksi, ginjal, otot, adalah beberapa bagian tubuh yang dipengaruhi langsung oleh stres.
Stres selain menimbulkan penyakit, juga terbukti memperlambat proses kesembuhan.
Otak yang merupakan pusat kehendak dan keyakinan memiliki hubungan langsung dengan sistem penyembuhan alamiah tubuh. Otak secara otomatis dan kontinyu berkomunikasi timbal balik dengan sistem kekebalan tubuh, sistem kardiovaskular, dan semua sistem organ pokok dengan melepaskan hormon dan bahan kimia lainnya dari sel-sel saraf.
Otak juga berkomunikasi dengan sistem kekebalan dalam darah melalui hormon dan protein darah lainnya, yang disebut sitokin.Otak juga mengirim sinyal pada saraf tulang belakang dan memerintahkannya untuk memperlambat atau mempercepat transmisi rasa sakit.
Ilmuwan menduga bahwa peran otak tersebut harus ada supaya kehidupan sosial, psikologis, dan spiritual terhubung dengan tubuh fisik, sehingga semuanya berkerja sama untuk menghasilkan kesembuhan.
Dalam bukunya The Healing Power of Prayer, Chester L. Tholson dan Harold G. Koenig mengatakan : ” Suatu depresi mental, kecemasan yang hebat, atau kekakuan yang disebabkan rasa bersalah atau kebencian tampaknya telah menutup jalur kesembuhan alamiah. Di sinilah doa berperan.”
Mengapa doa berperan dalam kesembuhan? Doa yang banyak diartikan sebagai dialog, penyerahan dan permohonan tulus kepada ALLOH SWT, penting dilakukan supaya terjadi sinergi yang melibatkan ALLOH SWT, pasien, dokter/penyembuh, dan ilmu pengetahuan demi kesembuhan total.
Sekadar catatan: Healing berasal dari kata Anglo-saxon yang berarti ” untuk membuat utuh”. Mengingat penyakit kebanyakan disebabkan oleh pikiran, kesembuhan total/utuh atau tidak akan terjadi tanpa ,memulihkan kondisi pikiran.

MEMBERSIHKAN JALUR
Isi pikiran negatif yang menjadi penyebab stres atau ketegangan merupakan faktor sangat penting untuk diatasi dalam proses penyembuhan. Doa ibarat kita menelepon kekasih. Agar dialog dapat berlangsung jelas dan bermakna, saluran harus bersih. Isi pikiran yang negatif itulah pengganggu saluran komunikasi kita dengan ALLOH SWT.
Bagaimanapun manusia terdiri dari trinitas: tubuh, pikiran, dan roh. Rileksasi merupakan cara yang penting untuk dilakukan sebelum kita berdoa.

OTAK KITA KETIKA BERDOA
Ada orang yang membedakan antara meditasi dengan doa. Jika doa disebut sebagai pertemuan atau dialog dengan Tuhan, meditasi dianggap sebagai refleksi mendalam yang memungkinkan seseorang terhubung dengan alam semesta. Namun, alat kedokteran yang objektif ternyata merekam kedua aktifitas tersebut sebagai sesuatu yang sama.
Ketika orang yang melakukan meditasi menghalau semua pikiran dari benak, ternyata aktifitas dalam amygdala ( bagian otak yang memantau lingkungan dari ancaman dan mencatat ketakutan) diredam.

Sirkuit Lobus Parietal ( bagian otak yang menyesuaikan diri dengan ruang, menandai perbedaan tajam antara diri dan dunia) menjadi tenang pula. Sirkuit Lobus Frontal dan temporal (bagian otak yang menandai waktu) dan membangkitkan kesadaran diri) dapat dilepaskan.
Dengan keadaan seperti itu, orang yang bermeditasi menjadi sangat rileks, sehingga memungkinkannya untuk bersatu dengan alam semesta. Pendek kata, dari hasil penelitian, terjadi perubahan radiologis di dalam otak ketika seseorang melakukan meditasi ala Tibet.
Perubahan yang sama ternyata terjadi pula pada biarawati Fransiskan yang otaknya dimonitor menggunakan SPET-scanning.Ketika melakukan doa mendalam hingga merasakan kehadiran Tuhan, otak biarawati tersebut menunjukkan perubahan seperti yang terjadi pada para pelaku meditasi ala Tibet.
Apa yang dapat kita catat dari hasil riset tersebut? Bahwa ada upaya ilmiah untuk membuktikan pengaruh doa terhadap otak manusia.

BERAGAM HASIL RISET TENTANG DOA
Banyak riset telah dilakukan oleh para ilmuwan, khususnya di negara barat, tentang manfaat doa dan religiositas bagi kesehatan, penyembuhan maupun kasus bunuh diri.
Sejumlah riset membuktikan antara lain bahwa orang yang tidak religius ataupun tidak mendapatkan intervensi doa, lebih tinggi resikonya untuk melakukan bunuh diri, lebih rendah tingkat kesembuhan dari penyakit, lebih tinggi resikonya untuk mengalami sakit, dan lebih rentan terhadap penyakit.

Berikut ini contoh hasil riset yang pernah dilakukan:
* Sebuah riset longitudinal (8-10 tahun)yang dilakukan oleh Robbins dan Metzner terhadap 2.700 orang membuktikan bahwa angka kematian pada kelompok yang rajin berdoa atau beribadah lebih rendah dibanding dengan kelompok yang tidak rajin.
* Riset yang dilakukan oleh Zuckerman,Kals, dan Ostfield terhadap warga lanjut usia pun membuktikan hal yang sama: kelompok lanjut usia yang rajin berdoa terbukti lebih panjang umur dibandingkan dengan yang tidak rajin berdoa.
* Penelitian yang dilakukan Cancerellaro, Larson, dan Wilson terhadap para pecandu alkohol, narkotika, dan pasien gangguan jiwa skizofrenia (gila) membuktikan rendah/ tidak adanya komitmen terhadap agama. Riset juga membuktikan bahwa terapi atau pengobatan yang diberikan kepada mereka berhasil secara optimal bila disertai terapi doa.
* Barry Rosenfeld dan kawan-kawan dari Fordham University dan William Breitbart dari Memorial Sloan Kettering Cancer dalam riset yang dipublikasikan tahun 2003 membuktikan adanya efek spiritualis menawarkan proteksi atau memberikan efek penyangga dalam melawan keputusasaan pada pasien yang menganggap hidupnya kan segera berakhir.
* Riset lain juga membuktikan adanya kaitan antara sistem imun dengan tingkat spiritualis dan kondisi emosi.
Tiga ilmuwan mengukur tingkat spiritualis dan interleukin-6 (IL-6) pada darah pasien penyakit kanker terminal. Terbukti adanya kaitan antara tingkat fungsi imun tubuh dengan suasana hati yang baik dan IL-6. Sebagai catatan, IL-6 adalah protein pada sel-sel yang bekerja untuk mengatur fungsi sistem imun tubuh.
* Tahun 1998 sebuah studi di California menemukan bahwa 6 bulan setelah didoakan secara diam-diam ternyata tingkat kesehatan pasien AIDS terbukti membaik secara signifikan bila dibandingkan tingkat kesehatan kelompok pasien AIDS yang tidak didoakan.
* Tahun 2002, hasil studi yang dilakukan terhadap 39 pasien ICU membuktikan, mereka yang didoakan bisa keluar dari Rumah Sakit lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak didoakan, walaupun mendapatkan pengobatan yang sama. Banyak ilmuwan semakin yakin manfaat doa bagi kesehatan, dan riset masih terus dilakukan dengan mencermati beragam sisi.
KAITAN ANTARA SPIRITUALITAS DAN KESEHATAN
Dalam buku The Spiritual Brain karya Mario Beauregard, Ph.D & Denyse O’leary dijelaskan bahwa para ilmuwan menawarkan 2 pendekatan spiritualitas. Pertama, pendekatan yang melihat spiritualitas dan kesehatan adalah kebetulan belaka. Kedua, pendekatan yang melihat spiritualitas sebagai produk sampingan perkembangan otak, sehingga kaitan antara spiritualitas baik bagi manusia karena meningkatkan kesehatan secara evolusioner.
Dr. Herbert Benson dari Harvard Medical School Amerika Serikat, adalah perintis bidang yang dikenal sebagai pengobatan medis mind/body. Pendiri Harvard’s Mind/ Body Medical Institute di Boston’s Deaconess Hospital ini berdasarkan pengamatan terhadap pasien akhirnya sampai pada keyakinan:” Bahwa tubuh kita mendapatkan keuntungan dari latihan bukan sekadar otot, melainkan kekayaan utama yang berada di dalam diri manusia: keyakinan, nilai-nilai,pikiran dan perasaan

Tuesday, December 11, 2012

73 manfaat dzikir

Dzikir atau mengucapkan kata-kata pujian yang mengingat kebesaran Allah SWT, adalah amalan istimewa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Dzikir merupakan media yang membuat kehidupan Nabi dan para sahabat benar-benar hidup.

Ibnu al-Qoyyim Rahimahullah mengatakan bahwa dzikir memiliki tujuh puluh tiga manfaat yaitu:
1. Mengusir setan dan menjadikannya kecewa.
2. Membuat Allah ridah.
3. Menghilangkan rasa sedih,dan gelisah dari hati manusia.
4. Membahagiakan dan melapangkan hati.
5. Menguatkan hati dan badan.
6. Menyinari wajah dan hati.
7. Membuka lahan rezeki.
8. Menghiasi orang yang berdzikir dengan pakaian kewibawaan, disenangi dan dicintai manusia.
9. Melahirkan kecintaan.
10. Mengangkat manusia ke maqam ihsan.
11. Melahirkan inabah, ingin kembali kepada Allah.
12. Orang yang berdzikir dekat dengan Allah.
13. Pembuka semua pintu ilmu.
14. Membantu seseorang merasakan kebesaran Allah.
15. Menjadikan seorang hamba disebut disisi Allah.
16. Menghidupkan hati.
17. Menjadi makanan hati dan ruh.
18. Membersihkan hati dari kotoran.
19. Membersihkan dosa.
20. Membuat jiwa dekat dengan Allah.
21. Menolong hamba saat kesepian.
22. Suara orang yang berdzikir dikenal di langit tertinggi.
23. Penyelamat dari azab Allah.
24. Menghadirkan ketenangan.
25. Menjaga lidah dari perkataan yang dilarang.
26. Majlis dzikir adalah majlis malaikat.
27. Mendapatkan berkah Allah dimana saja.
28. Tidak akan merugi dan menyesal di hari kiamat.
29. Berada dibawah naungan Allah dihari kiamat.
30. Mendapat pemberian yang paling berharga.
31. Dzikir adalah ibadah yang paling afdhal.
32. Dzikir adalah bunga dan pohon surga.
33. Mendapat kebaikan dan anugerah yang tak terhingga.
34. Tidak akan lalai terhadap diri dan Allah pun tidak melalaikannya.
35. Dalam dzikir tersimpan kenikmatan surga dunia.
36. Mendahului seorang hamba dalam segala situasi dan kondisi.
37. Dzikir adalah cahaya di dunia dan ahirat.
38. Dzikir sebagai pintu menuju Allah.
39. Dzikir merupakan sumber kekuatan qalbu dan kemuliaan jiwa.
40. Dzikir merupakan penyatu hati orang beriman dan pemecah hati musuh Allah.
41. Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan dari dunia.
42. Menjadikan hati selalu terjaga.
43. Dzikir adalah pohon ma’rifat dan pola hidup orang shalih.
44. Pahala berdzikir sama dengan berinfak dan berjihad dijalan Allah.
45. Dzikir adalah pangkal kesyukuran.
46. Mendekatkan jiwa seorang hamba kepada Allah.
47. Melembutkan hati.
48. Menjadi obat hati.
49. Dzikir sebagai modal dasar untuk mencintai Allah.
50. Mendatangkan nikmat dan menolak bala.
51. Allah dan Malaikatnya mengucapkan shalawat kepada pedzikir.
52. Majlis dzikir adalah taman surga.
53. Allah membanggakan para pedzikir kepada para malaikat.
54. Orang yang berdzikir masuk surga dalam keadaan tersenyum.
55. Dzikir adalah tujuan prioritas dari kewajiban beribadah.
56. Semua kebaikan ada dalam dzikir.
57. Melanggengkan dzikir dapat mengganti ibadah tathawwu’.
58. Dzikir menolong untuk berbuat amal ketaatan.
59. Menghilangkan rasa berat dan mempermudah yang susah.
60. Menghilangkan rasa takut dan menimbulkan ketenangan jiwa.
61. Memberikan kekuatan jasad.
62. Menolak kefakiran.
63. Pedzikir merupakan orang yang pertama bertemu dengan Allah.
64. Pedzikir tidak akan dibangkitkan bersama para pendusta.
65. Dengan dzikir rumah-rumah surga dibangun, dan kebun-kebun surga ditanami tumbuhan dzikir.
66. Penghalang antara hamba dan jahannam.
67. Malaikat memintakan ampun bagi orang yang berdzikir.
68. Pegunungan dan hamparan bumi bergembira dengan adanya orang yang berdzikir.
69. Membersihkan sifat munafik.
70. Memberikan kenikmatan tak tertandingi.
71. Wajah pedzikir paling cerah didunia dan bersinar di ahirat.
72. Dzikir menambah saksi bagi seorang hamba di ahirat.
73. Memalingkan seseorang dari membincangkan kebathilan.

Sunday, December 9, 2012

posisi saya sekarang

saya sekarang ada di balung jember, semoga Allah selalu melindungi dan meridloi

Friday, December 7, 2012

PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL


PDF Print E-mail
PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL


Dalam kehidupan modern dewasa ini banyak individu secara lahiriyah tampak sehat, terpenuhi segala macam kebutuhan material. Tetapi apabila ditelusuri lebih jauh, fakta menunjukan bahwa sebagian besar individu yang hidup di tengah-tengah masyarakat tersebut menderita penyakit mental yang cukup parah, sehingga pada stadium berikutnya akan mengerogoti ketahanan fisik.
Sebuah fakta menunjukkan, lebih dari separoh tempat tidur di semua rumah sakit di Amerika Serikat terisi oleh pasien-pasien gangguan mental, dan untuk mereka dikeluarkan dana jutaan dolar pertahunnya (Fromm, 1995:5).
Ganguan mental dapat berakar dari tidak terpenuhinya kebutuhan psikis dasar yang berasal dari kekhasan eksistensi manusia yang harus dipuaskan, tetapi cara memuaskan psikis itu bermacam-macam, dan perbedaan cara pemuasan kebutuhan tersebut serupa dengan perbedaan tingkat gangguan mental.
Fromm menyatakan, konsep kesehatan mental mengikuti kondisi dasariah eksistensi manusia di segala zaman dan kebudayaan. Kesehatan mental dicirikan oleh kemampuan mencintai dan menciptakan dengan lepas dari ikatan-ikatan inses terhadap klan dan tanah air, dengan rasa identitas yang berdasarkan pengalaman akan diri sebagai subjek dan pelaku dorongan-dorongan dirinya dengan menangkap realitas di dalam dan di luar dirinya, yaitu dengan mengembangkan obyektivitas dan akal budi (Fromm, 1995:74).
Menurut Langgulung (1986:3), bidang kesehatan mental adalah salah satu bidang yang paling menarik di antara bidang-bidang psikologi, baik di kalangan ilmuwan maupun orang awam. Sebab, untuk mencapai tingkat yang sesuai dengan kesehatan mental itulah dambaan setiap individu.
Seiring perkembangan pemikiran dan peradaban manusia, perhatian manusia terhadap kesehatan mental semakin meningkat, sebab manusia semakin sadar bahwa kehidupan yang layak adalah manakala seseorang dapat menikmati hidup ini bersama-sama, berdampingan dengan orang lain. Kehidupan seseorang yang mengalami gangguan mental, tidak kurang pedihnya dari penyakit jasmani.
Zakiah Daradjat (1995:78) menuturkan, pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisan dan kecemasan yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari ketidak puasan dan kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan kebahagian yang akan dirasakan di kemudian hari.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin banyak ibadahnya, maka akan semakin tentramlah jiwanya serta semakin mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran dalam hidup dan sebaliknya. Dan semakin jauh seseorang dari agama, akan semakin sulit baginya untuk memperoleh ketentraman hidup.
Dalam Islam cakupan wilayah ibadah sangat luas, misalnya shalat, puasa, haji, dan lain-lain. Namun tulisan ini hanya membahas pengaruh puasa terhadap kesehatan mental.

Sekilas Tentang Puasa
Puasa dalam bahasa Arab di sebut al-shaum yang berarti menahan (imsak). Sedangkan secara terminologis, puasa adalah suatu ibadah yang diperintahkan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dengan cara mengendalikan diri dari syahwat makan, minum, dan hubungan seksual serta perbuatan-perbuatan yang merusak nilai puasa pada waktu siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (MUI DKI Jakarta, 2006: 15).
Pendekatan yang paling dulu dikedepankan dalam memahami puasa menurut Djamaluddin Ancok (1995:20) adalah dengan menggunakan pendekatan keimanan. Dengan pendekatan ini, perilaku puasa lebih didasarkan kepada ketertundukan kepada Allah dan bukan kepada alasan-alasan lain.
Sejarah mencatat, puasa merupakan  ibadah yang telah lama berkembang dalam masyarakat manusia, yakni sejak manusia pertama Adam as. hingga umat terakhir dari segala Nabi dan rasul Muhammad saw. (Moede, 1990:14).
Puasa sangat berkaitan dengan ide latihan atau riyadlah (exercise), yaitu latihan keruhanian, sehingga semakin berat, semakin baik, dan utama, maka semakin kuat membekas pada jiwa dan raga seseorang yang melakukannya.
Kekhasan ibadah puasa adalah sifatnya yang pribadi atau personal, bahkan merupakan rahasia antara seseorang manusia dengn Tuhannya. Puasa merupakan latihan dan ujian kesadaran akan adanya Tuhan Yang Maha Hadir (ompripresent) dan yang mutlak tidak pernah lengah sedikitpun dalam pengawasan-Nya terhadap tingkah laku hamba-hamba-Nya. Kesadaran seseorang akan beradaan Tuhan itu akan menjadikan dirinya senantiasa mengontrol emosi serta perilakunya, sehinga muncul keseimbangan lahiriyah dan batiniyah.
Bila ibadah puasa ditelaah dan direnungkan akan banyak sekali ditemukan hikmah dan manfaat psikologisnya. Misalnya saja, bagi mereka yang senang berpikir mendalam dan merenungkan kehidupan ini, maka puasa mengandung falsafah hidup yang luhur dan mantap, dan bagi mereka yang senang mawas diri dan berusaha turut mengahayati perasaan orang lain, maka mereka akan menemukan  prinsip-prinsip hidup yang sangat berguna. Disadari atau tidak disadari, puasa akan berpengaruh positif kepada rasa (emosi), cipta (rasio), karsa (will), karya (performance), bahkan kepada ruh, jika syarat dan rukunnya dipenuhi dengan sabar dan ikhlas (Bastaman, 1995:181).
Puasa merupakan momentum berharga untuk menghadirkan mental yang sehat, sebab dalam puasa terkandung latihan-latihan kejiwaan yang harus dilalui, misalnya berlaku jujur dengan menahan lapar dan dahaga baik di kala bersama orang lain mapupun saat sendirian.

Kesehatan Mental
Pengetahuan tentang kesehatan mental berkembang secara luas di negara-negara maju, teratama dalam beberapa tahun terakhir ini. Di beberapa negara pembahasannya telah samapai pada tingkat mencari jalan pencegahan (preventive) agar orang tidak menderita kegelisahan dan gangguan jiwa. Meskipun sering digunakan istilah kesehatan mental, namun pengertiannya masih kabur dan kurang jelas bagi orang awam.
Daradjat (1995:11) memberi definisi kesehatan mental, antara lain:
  1. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
  2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.
  3. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.
  4. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Sedangkan menurut Bastaman (1995: 132) mengutip pendapat Saparinah Sadli, guru besar Fakultas Psikologi UI tentang kesehatan mental, yaitu:
  1. Orientasi klasik. Seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai keluhan tertentu, seperti; ketenangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasan tidak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau "rasa tidak sehat" serta mengganggu efesiensi aktivitas sehari-hari. Orientasi ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.
  2. Orientasi penyesuaian diri. Seseorang dianggap sehat secara psikologis, bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntunan orang lain serta lingkungan sekitarnya.
  3. Orientasi pengembangan potensi. Seseorang dianggap sehat, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain serta dirinya sendiri.
Dari pelbagai definisi di atas dapat ditarik benang merah, bahwa kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang mana ia tidak mendapatkan gangguan atau penyakit jiwa, sehingga ia mampu menyesuaian diri dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara harmonis dan seimbang.
Adapun gangguan atau penyakit jiwa di masyarakat antara lain:
  1. Fobia, yaitu rasa takut yang tidak rasional dan tidak realistis, yang bersangkutan tahu dan sadar benar akan ketidakrasionalnya dan ketidakbenarannya, namun ia tidak mampu mencegah dan mengendalikan diri dari rasa takut itu.
  2. Obsesi, yaitu corak pikiran yang sifatnya terpaku (persistent) dan berulangkali muncul. Yang bersangkutan tahu benar akan kelaianan pikirannya itu, namun ia tidak mampu mengalihkan pikirannya pada  masalah lain dan tidak mampu mencegah munculnya pikiran itu yang selalu timbul berulang-ulang.
  3. Kompulsi, yaitu suatu pola tindakan atau perbuatan yang diuang-ulang. Yang bersangkutan tahu benar bahwa perbuatan mengulang-ulang itu tidak benar dan tidak rasional, namun yang bersangkutan tidak mampu mencegah perbuatannya sendiri (Hawari, 1995: 253).
Dalam pandangan psikologi Islam, penyakit mental yang biasa berjangkit pada diri manusia, antara lain:
  1. Riya'. Penyakit ini mengandung tipuan, sebab menyatakan sesuatu yang tidak sebenarnya, orang yang berbuat riya' mengatakan atau melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan hakikat yang sebenarnya.
  2. Hasad dan dengki, yaitu suatu sikap yang  melahirkan sakit hati apabila orang lain mendapat kesenangan dan kemuliaan, dan ingin agar kesenangan dan kemulian itu hilang dari orang tersebut dan beralih kepada dirinya.
  3. Rakus, yaitu keinginan yang berlebihan untuk makan.
  4. Was-was. Penyakit ini sebagai akibat dari bisikan hati, cita-cita, dan angan-angan dalam nafsunya dan kelezatan.
  5. Berbicara berlebihan. Keinginan berbicara banyak merupakan salah satu kwalitas manusia yang paling merusak. Hal ini dapat mengahantarkan kepada pembicaraan yang tidak berguna dan berbohong.
  6. Dan lain sebagainya (Langgulung, 1986: 328).

Korelasi antara Puasa dengan Kesehatan Mental
Dalam Islam pengembangan kesehatan mental terintegrasi dalam pengembangan pribadi pada umumnya, dalam artian kondisi kejiwaan yang sehat merupakan hasil sampingan (by-product) dari kondisi yang matang secara emosional, intelektual, dan sosial, serta matang keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini tampak sejalan dengan ungkapan lama the man behind the gun, yang menunjukkan bahwa unsur penentu dari segala urusan ternyata adalah unsur manusianya juga, atau dalam tulisan ini lebih tepat diganti menjadi the man behind the system.
Dengan demikian, jelas dalam Islam betapa pentingnya pengembangan pribadi untuk meraih kwalitas insan paripurna, yang otaknya sarat dengan ilmu-ilmu bermanfaat, bersemayam dalam kalbunya iman dan taqwa kepada Tuhan, sikap dan perilakunya meralisasikan nilai-nilai kiislaman  yang mantap dan teguh, wataknya terpuji, dan bimbingannya kepada masyarakat membuahkan keimanan, rasa kesatuan, kemandirian, semangat kerja tinggi, kedamaian dan kasih sayang. Insan demikian pastilah jiwanya sehat.  Suatu tipe manusia ideal dengan kwalitas yang mungkin sulit dicapai, tetapi dapat dihampiri melalui berbagai upaya yang dilakukan secara sadar, aktif, dan terencana.
Ditinjau secara ilmiyah, puasa dapat memberikan kesehatan jasmani maupun ruhani. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan para pakar. Penelitian Nicolayev, seorang guru besar yang bekerja pada lembaga psikiatri Mosow (the Moskow Psychiatric Institute), mencoba menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan berpuasa. Dalam usahanya itu, ia menterapi pasien sakit jiwa dengan menggunakan puasa selama 30 hari. Nicolayev mengadakan penelitian eksperimen dengan membagi subjek menjadi dua kelompok sama besar, baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan. Sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Dua kelompom tadi dipantau perkembangan  fisik dan mentalnya dengan tes-tes psikologis. Dari eksperimen tersebut diperoleh hasil yang sangat bagus, yaitu banyak pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan terapi medik, ternyata bisa disembuhkan dengan puasa. Selain itu kemungkinan pasien tidak kambuh lagi selama 6 tahun kemudian ternyata tinggi. Lebih dari separoh pasien tetap sehat.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Alan Cott terhadap pasien gangguan jiwa di rumah sakit Grace Square, New York juga menemukan hasil sejalan dengan penelitian Nicolayev. Pasien sakit jiwa ternyata bisa sembuh dengan terapi puasa.
Ditinjau dari segi penyembuhan kecemasan, dilaporkan oleh Alan Cott, bahwa penyakit seperti susah tidur, merasa rendah diri, juga dapat disembuhkan dengan puasa.
Percobaan psikologi membuktikan bahwa puasa mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini dikaitkan dengan prestasi belajarnya. Ternyata orang-orang yang rajin berpuasa dalam tugas-tugas kolektif memperoleh skor jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berpuasa.
Di samping hasil penelitian di atas, puasa juga memberi pengaruh yang besar bagi penderita gangguan kejiwaan, seperti insomnia, yaitu gangguan mental yang berhubungan dengan tidur. Penderita penyakit ini sukar tidur, namun dengan diberikan cara pengobatan dengan berpuasa, ternyata penyakitnya dapat dikurangi bahkan dapat sembuh.
Dari segi sosial, puasa juga memberikan sumbangan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari kendala-kendala yang timbul di dunia. Di dunia ini ada ancaman kemiskinan yang melanda dunia ketiga khususnya. Hal ini menimbulkan beban mental bagi sebagian anggota masyarakat di negara-negara yang telah menikmati kemajuan di segala bidang. Menanggapi kemiskinan di dunia ketiga, maka di Amerika muncul gerakan Hunger Project. Gerakan ini lebih bersifat sosial, yaitu setiap satu minggu sekali atau satu bulan sekali mereka tidak diperbolehkan makan. Uang yang semestinya digunakan untuk makan tersebut diambil sebagai dana untuk menolong mereka yang miskin (Ancok, 1995:57).
Apabila hal di atas dikaitkan dengan dakwah Islam, maka dengan tujuan amal ibadah, puasa yang kita lakukan mempunyai aspek sosial juga, yaitu selama satu bulan kita menyisihkan uang  yang biasa kita belanjakan pada hal-hal yang kurang bermanfaat, misalnya Rp. 2000,-/hari, maka dalam satu bulan akan terkumpul sebanyak Rp. 60.000,- untuk satu orang. Apabila seluruh umat Islam di Indonesia berpuasa, maka berapa banyak uang yang terkumpul dengan metode ini??? Dan kemudian uang tersebut digunakan untuk santunan sosial.
Ibadah puasa yang dikerjakan bukan karena iman kepada Allah biasanya menjadikan puasa itu hanya akan menyiksa diri saja. Adapun puasa yang dikerjakan sesuai ajaran Islam, akan mendatangkan keuntungan ganda, antara lain: ketenangan jiea, menghilangkan kekusutan pikiran, menghilangkan ketergantungan jasmani dan rohani terhadap kebutuhan-kebutuhan lahiriyah saja.
Menurut Hawari (1995:251), puasa sebagai pengendalian diri (self control). Pengendalian diri adalah salah satu ciri utama bagi jiwa yang sehat. Dan amnakala pengendalian diri seseorang terganggu, maka akan timbul berbagai reaksi patologik (kelainan) baik dalam alam pikiran, perasaan, dan perilaku yang bersangkutan. Reaksi patologik yang muncul tidak saja menimbulkan keluhan subyektif pada diri sendiri, tetapi juga dapat mengganggu lingkungan dan juga orang lain.

Zikir dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

 

 Zikir dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

Secara etimologi, perkataan dzikir berakar pada kata dzakara yang artinya, yang mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau ingatan, atau peringatan, nyanyian-nyanyian peringatan atau lagu-lagu cinta kepada yang kuasa,  dengan mengulang-ulang salah satu namanya atau kalimat keagungannya, metode paling efektif untuk membersihkan hati dan mencapai kehadiran illahi. Sedangkan menurut istilah adalah membasahi lidah atau mengingat akan Tuhan dengan hati dan ucapan-ucapan atau ingatan yang mempesucikan Tuhan selanjutnya dengan pujian-pujian dan sanjungansanjungan dengan sifat-sifat Tuhan yang sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan kebesaran dan kemurniannya. Dengan mengulang-ulang fase tunggal, seperti la ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah) fasefase ini diulang terus-menerus.  Dzikir yang hakiki ialah, sebuah kedaan spiritual di mana seorang yang mengingat Allah (dzikir) memusatkan segenap kekuatan fisik dan spiritualnya kepada Allah. Sehingga dalam tubuh merasakan kekuatan dalam iman kepada Allah, karena kemungkinan keadaan berbagai pengaruh yang datang. Maka tubuh tidak bisa lepas dari was-was yang selalu menghimpit dengan berdzikir di dalam hati akan terasa tenang.
Para sufi melakukan dzikir kepada Allah untuk menghilangkan rintangan jiwa dan membersihkan dari perilaku atau akhlak buruk dan sifat-sifat tidak baik, serta menghiasinya dengan dzikir.33 Kata Dzikir itu adalah berasal dari Al-Qur'an. lebih dari seratus kali, kata dzikir itu terdapat dalam Al-Qur'an. Dalam Al-Qur'an menjelaskan dzikir berarti membangkitkan daya ingat kepada Allah dan dapat menenangkan hati, dengan berdzikir berarti pula ingat akan hukumhukum Allah. "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan. Dan memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dzikir" dalam Al-Qur'an (Al-Nahl / 16 : 90).
Menurut Dr. Asep Usman Ismail, dzikir dapat dilakukan dengan dua cara, dengan cara lisan dan kalbu. Dalam dzikir lisan adalah dzikir mengucapkan lafal-lafal, dzikir tertentu, baik dengan suara keras maupun dengan suara yang hanya dapat didengar oleh yang berdzikir itu sendiri. Adapun lafal dalam dzikir lisan disebutkan dalam hadits Nabi sebagai  berikut:
1. Tahmid, yaitu mengucapkan al-hamd lillah (segala puji kepunyaan Allah)
2. Tasbih, yaitu mengucapkan subhanallah (maha suci Allah)
3. Takbir yaitu mengucapkan Allahu Akbar (Allah maha besar)
4. Tahlil, yaitu mengucapkan la ilaha ill Allah (tiada Tuhan selain Allah)
5. Basmallah, (dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
6. Istighfar, yaitu mengucapkan Astaghfirullah (aku memohon ampun kepada Allah)
7. Hawqalah, yaitu mengucapkan La hawla walaa quwata illa billa (tiada daya dan tiada kekuatan kecuali daya dan kekuatan dari Allah)
8. Lafal dzikir berupa ayat-ayat Al-Qur'an baik keseluruhan maupun sebagiannya, satu surat maupun berupa ayat tertentu. Dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah, dilakukan dengan memiliki wudhu, dalam melakukan dzikir dilakukan pada tempat dan suasana yang menunjukkan kekhusukan, dan dengan mengosongkan hati dan ingatan dari segala sesuatu selain Allah, serta dzikir itu bisa dijadikan sebagai wirid harian. Cara yang kedua: dengan cara kalbu, adalah dzikir tersembunyi, di dalam hati, tanpa suara dan kata-kata. Dzikir ini hanya memenuhi kalbu dengan kesadaran yang sangat dekat dengan Allah. Seirama dengan detak jantung serta mengikuti keluar masuknya nafas. Dzikir qalb (mengingat Allah dengan hati ketika merenungkan keindahan dana keagungan Allah dalam relung hati). Dalam dzikir kalbu, mempunyai efek-efeknya sendiri yang mencerahkan: dapat menjadi kerinduan kepada Allah, membina kecintaan kepada Allah dalam hati, melahirkan perenungan.
Menurut Dr. Mir Valiuddin dalam posisi berdzikir dengan cara salah satu berikut ini:
1. Dzikir dengan satu dharb (atau ketukan): Sang dzikir mestilah mengucapkan nama maha pengasih Allah dengan kekuatan hati dan tenggorokan dengan cara yang tegas, keras serta memanjangkannya.
2. Dzikir dengan dua dharb: Sang dzikir duduk dalam posisi shalat menghadap kiblat dan mengucapkan Nama Allah, sambil menoleh ke kiri sekali, dan kedua kalinya mengecamkannya pada hati.
3. Dzikir dengan tiga dharb: Sang dzikir mesti duduk bersila, ia mengenakan ketukan ini sekali pada lutut kaki kananya, lalu pada lutut kaki kirinya pada hati.
4. Dzikir dengan empat dharb : Sang dzikir mesti duduk bersila, ia mengenakan ketukan pertama pada lutut kaki kanannya, kemudian pada lulut kaki kirinya, lalu pada hatinya, dan terakhir pada apa yang di depannya.
Banyak sekali perbedaan posisi atau cara berdzikir dilakukan oleh para sufi. Tetapi inti dari berdzikir itu sama menuju kepada Tuhan. Dalam kesehatan, dzikir juga sangat berguna karena dzikir di sini juga bisa sebagai kesehatan pada tubuh baik itu psikis maupun fisik. Kesehatan adalah karunia yang sangat berharga dari Allah yang diberikan kepada manusia. sehingga manusia dalam kehidupan sehariharinya dapat melakukan kegiatan sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup. Kesehatan manusia tidak hanya berhubungan dengan keadaan fisik saja, tetapi juga berhubungan dengan keadaan psikis, jasmani dan rohani. Manusia merupakan satu kesatuan yang dapat membentuk diri manusia seutuhnya, sehingga kondisi yang satu akan mempengaruhi kondisi yang lain. Dalam ilmu kedokteran yang berkembang saat ini diterangkan bahawa tubuh kita mempunyai kejiwaan (psikis), saraf (neuron), dan psikoneuron endokrinologi, ketiganya terdapat hubungan yang sangat erat.
Di dalam tubuh manusia terdapat syaraf yang mengendalikan hormon, yang tergantung dengan kondisi kejiwaan, apabila kondisi kejiwaan atau psikis kita baik maka syaraf kita akan baik, atau bahkan sebaliknya dan akan berpengaruh pada hormon, yang pada akhirnya tubuh terjangkit penyakit, ketiga aspek itu harus seimbang dan dalam keadaan sehat. Kondisi psikis kita yang sehat dalam jaringan psiko-neuro-endroktin, dapat mengendalikan kekebalan tubuh, kekebalan tubuh meningkat manakala faktor psikis dalam jaringan tersebut semakin meningkat. Pada akhirnya penurunan kekebalan tubuh akan memudahkan penyakit pada fisik kita. Untuk penyeimbangnya agar tubuh tetap sehat, maka kita akan memberi motivasi pada diri kita sendiri untuk selalu menumbuhkan ketenangan, rasa sabar, dan semangat yang tinggi serta kita selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui ajaran-ajaran Islam, yang paling utama adalah melakukan dzikir setiap hari.
Ketika kita membunyikan kalimat La ilaha llallahu baik itu dengan diam mapun dengan suara keras, yang akan berpengaruh pada pribadi kita secara psikis. Dan hati kita pun akan bersih seperti beningnya air. Kalau terus menerus melakukan praktik dzikir, akan menaruh perhatian pada proses berfikir tak ada ujung pangkalnya yang terus berlangsung dengan memusatkan perhatian pada satu titik dan berkonsentrasi, yang akan bergema dalam hati. Hati merupakan wahana kesadaran dan memiliki lapisan-lapisan, bila dilakukan terus-menerus, dzikir akan masuk menembus lapisan-lapisannya hati, dan hati akan menjadi bersih cemerlang, yang akan membawa pada sifat-sifat yang dikehendaki Allah, serta dapat terhindar dari penyakit psikis. Berdzikir juga dapat menyehatkan fisik, ketika melantunkan kalimat La ilaha illallahu, bisa menimbulkan energi panas yang dikeluarkan dari sama Allah, karena itu tubuh akan mengeluarkan sinar aura. Dari sinar aura itulah kotoran atau penyakit pada tubuh kita akan hilang dengan berlahan-lahan, metode berdzikir dapat membantu penyembuhan penyakit fisik dan psikis, pada kehidupan sehari-hari, tubuh perlu dijaga dari problemproblem yang akan membelenggu, sehingga kesehatan fisik dan psikis harus selalu seimbang. Melalui latihan-latihan ajaran tasawuf terutama dengan melakukan dzikir.

majlis dzikir hikmatul multazam

بسم الله الرحمن الرحيم
bismillah dengan menyebut asma Allah semoga blog ini menjadi bermanfaat amien. ya robbal alamin